Berbeda dengan format ulang / instal ulang sistem operasi, yang mengharuskan menginstal lagi software-software lain yang tidak didukungnya. Dengan kloning harddisk ini, semua yang telah terinstal pada komputer induk akan tersalin pula, jadi lebih menghemat waktu tentunya.
"Kloning" yaitu membiakkan suatu tanaman dengan kesamaan genetik. Tentunya yang menjadi induknya harus mempunyai genetik unggul agar menghasilkan keturunan yang unggup pula. Sama halnya dengan kloning harddisk, yaitu menyalin semua system program pada sebuah komputer ke komputer lain yang masih kosong, agar dihasilkan sistem program yang sama. Perlu diingat bahwa tidak semua isi harddisk disalin, melainkan hanya Drive C-nya saja yang merupakan tempat tersimpannya semua program pada sistem operasi tertentu.
Sebelum terjun kepraktiknya, ada baiknya Anda mengetahui beberapa hal penting yang sering diabaikan namun akan sangat fatal jika sampai terjadi. Bahwasanya driver pada harddisk yang akan diisi dengan file-file kloningan akan terhapus secara otomatis, jadi ada baiknya Anda backup dulu. Selain itu, harus dipastikan juga bahwa driver pada harddisk yang akan diisi file kloningan harus mempunyai kapasitas penyimpanan file yang lebih besar daripada driver pada harddisk induk. Contohnya Anda akan mengkloning Drive C yang memiliki kapasitas penyimpanan 20GB, maka Drive C pada harddisk yang akan diisi harus lebih dari 20GB agar tidak terjadi overlapping yang nantinya bisa saja berpengaruh terhadap susunan partisi lainnya. Jika Anda telah siap untuk melakukan kloning harddisk, silahkan ikuti langkah-langkahnya.
1- Persyaratan Kloning Harddisk
- Aplikasi Symantec Ghost 11.5
- Flashdisk sebagai media Post Booting, tidak usah yang besar-besar, seadannya saja.
- Harddisk induk harus mempunyai lebih dari 1 partisi. Partisi lainnya akan digunakan untuk menyimpan Backup Image File.